Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cahaya Untuk Awan - Bagian 1

Uces
Photo taken by : Wajah Photography @Bang Jenggot™
     Entah dari mana hendak ku mulai cerita ini..

ah.. baiknya dari berakhirnya hubunganku yang berakhir perkara uang hantaran nikahan yang terlalu besar dan akhirnya menjalani hidup ini sendiri lagi.

memang benar dalam hidup ini sebenarnya aku tak sendiri, cinta dan kasih sayang tak melulu datang dari pacar, ada orang tua, teman, sahabat, dan banyak lagi dari orang-orang di sekitar kita. namun lain halnya jika kita menginginkan seseorang untuk mengisi hal-hal tersebut. katakanlah aku seorang pria yang bagai bunga yang tak bisa mekar tanpa sinar matahari, aku pun juga membutuhkan seorang kekasih sebagai pendamping hidup yang bisa menjadi teman serta sahabat.

Awalnya aku tak ingin mencari kekasih baru, belum lagi dengan keadaanku sekarang ini aku tak yakin bisa merasakan cinta. maka kuserahkan saja semua pada ibu dan bapakku, mengingat sungguh sulit mencari dan menjalani hubungan dari awal sampai ke pernikahan. cukuplah yang lalu itu saja, tak ingin kuhabiskan 5 tahun lagi untuk mengulang cerita yang sama.

Hatiku..
Selama 2 bulan di landa kekosongan dan akupun mengistirahatkannya.

Otakku..
Terus mengingat peristiwa lalu.

Air Mataku..
Bak aliran sungai deras yang tak menentu arah namun akhirnya menuju hilir yang tak bertepi.

      Tahun baru datang lebih awal dari perkiraan, akupun mulai menata kembali hati dan pikiranku agar bisa melanjutkan hidup yang telah terbengkalai selama 2 bulan terakhir. Mencoba memetik hikmah dalam dilema cerita lama dan berusaha ikhlas walau tak rela, sampai kutemukan jawaban yang sesungguhnya pahit namun membuatku merasa ada dan hidup kembali.

Ah.. betapa bodohnya aku baru sekarang kusadari!

Pada suatu hari saat melihat-lihat grup di bbm, ada seorang wanita dengan display picture yang cukup menggemaskan. sekonyong-konyongnya tanganku mengirim undangan permintaan berteman dan aku senang permintaan itu diterima olehnya dan setelah beberapa waktu, mulai lah kucoba berkenalan. sayangnya, koneksi jaringan internet di sini lebih membuat kita galau ketimbang hal lainnya. lama ku menunggu balasan bbm dari si wanita itu seharian dan esoknya barulah ku ketahui bahwa pesan tersebut tak pernah sampai padanya. 

Entah beberapa hari atau beberapa minggu setelahnya kembali kucoba memulai percakapan untuk berkenalan dengannya dan di respon dengan baik.
katakanlah namanya Cahaya dan aku Awan. 
dia pun mulai bertanya "ini Awan mana ya?", 
dan kubalas dengan jujur walau percakapan di antara kami tidaklah lama dan berakhir tanpa balasan darinya. jadi, setiap hari aku hanya menunggu status bbm dan update display picture darinya supaya bisa berkomentar dan memulai perrcakapan baru.

Singkat cerita, sembari bercanda aku mulai mengajukan beberapa proposal seperti mengajak nonton dan sebagainya demi berjumpa dengannya. aku sadar bahwa hal ini terlalu cepat dan walaupun sebelumnya aku juga telah salah langkah, namun, aku tak ingin berlama-lama. 
beberapa kali hanya di balas dengan "Ahahahaha..",
"tapi Cahaya sedang sibuk", 
"jumpaan tapi nggak sekarang-sekarang lah, Awan..nanti saja.. :)".
Oh, malangnya nasibku! :D

Namun hal tersebut tak menyurutkan asaku, sampai pada waktunya aku merasa lelah mengikuti permainan ini, sedangkan aku sendiri belum mendengar langsung darinya apakah ia sudah punya kekasih. sudah kuputuskan untuk bertanya secara terbuka pada dirinya.

(A untuk inisial namaku dan C untuk namanya)

A:  A mau tanya, boleh ya? tapi mesti dijawab jujur.
C:  Boleh A..
A:  Tapi sebelumnya A minta maaf karena segan juga mesti tanya hal ini..
(belum siap ngetik bbm sudah langsung di balas)
C:  Hadeh..tanya saja A..nggak apa-apa..
A:  Sebenarnya C sudah punya pacar atau cowok gitu? soalnya A lihat jarang pasang foto berdua. pernah sih waktu itu sekali saja, tapi itupun berpasang-pasangan dengan teman-teman.
...............
C:  Ada A.. C lagi ada dekat dengan orang.
     Harus jujur kan . .
     :)
A: Ohh sudah ya. iya, harus jujur.
     Ya sudah, kalau begitu C jadi kawan bawel-bawelan saja deh =D
C:  Hehe
     (y)
A:  (y)
     Ya sudah nggak apa. Tetep semangat ya C.
C:  A juga tetap semangat berteman dengan C ya..
A:  (y) C.
C:  Hehe.

Seketika semangat ini memudar, jiwaku seakan luluh lantak saat membaca pengakuan darinya. saat aku tak mengaharapkan cinta, dia hadir membasuh jiwaku yang kering. sungguh tak dinyana, hati ini pupus. sempat terpikir olehku kala itu bahwa orang yang dekat dengannya adalah diriku sendiri. namun banyak hal yang membuatku menyangkalnya. 
"ah tak mungkin lah" bisik hatiku.
Mungkin dia hanya seberkas cahaya dari Tuhan untukku, hadir untuk menyinari ruang hampa di hatiku. sehingga aku bisa merasakan kembali arti kehidupan ini, walau sesaat, namun penuh arti.

Bersambung...

Mau donasi lewat mana?

BCA - Wahyu U. Putra (Change)

BRI - Wahyu U. Putra (7632-0100-8728-539)

JAGO - Wahyu U. Putra (1030-9045-3066)

DANA - Wahyu U. Putra (0851-7444-2818)
Menyukai artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.

Post a Comment for "Cahaya Untuk Awan - Bagian 1"